Kampus Ursulin, Surabaya – Sanmaris, menjadi kegiatan rutin bagi SMA Santa Maria mengadakan pembinaan bagi seluruh siswa sebagai bekal dalam perkembangan diri. Tema kali ini yang diangkat adalah mengenai kesehatan mental dan relasi yang sehat. Bekerjasama dengan Universitas Ciputra, materi diberikan oleh ibu Cita Tri Kusuma, S.Psi., M.Psi., dan bapak Bagus Riadi, S.Psi. Dalam penjelasannya Ibu Cita menjelaskan bahwa mental health adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari yang sering kali disamakan dengan kecerdasan emosional. “Psikologi sebagai ilmu yang paling dekat dengan diri kita mengajarkan bahwa tubuh dan pikiran kita sendiri adalah laboratorium utamanya. Misalnya, banyak orang diajarkan bahwa menangis adalah tanda kelemahan, padahal sebenarnya menangis adalah bentuk ekspresi emosional yang sehat”, ungkap ibu Cita. WHO menyebutkan bahwa orang yang sehat mentalnya ditandai dengan rasa bahagia, mampu menghadapi tantangan, menerima diri apa adanya, memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain, serta mampu memaksimalkan potensi pribadi.
Pada era digital, tidak semua orang merasakan kesehatan mental yang baik setiap saat. Sering kali siswa merasakan tekanan dan rasa tidak aman (insecure), yang kemudian menimbulkan stres dan ketidakstabilan emosional karena banyaknya informasi dari media sosial. Gejala terganggunya kesehatan mental bisa terlihat dari pikiran yang penuh kekhawatiran (overthinking), perasaan yang menjadi lebih sensitif, hingga perubahan perilaku menjadi murung dan menarik diri. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengenali tanda-tanda ini agar dapat melakukan penanganan yang tepat, baik secara pribadi maupun dengan bantuan orang lain. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan membangun hubungan sosial yang sehat.
Pertemanan ternyata berperan besar dalam menjaga kesehatan mental. Relasi yang baik bersifat dua arah, yaitu antara “I” (aku) dan “You” (kamu), yang masing-masing memiliki latar belakang, pengalaman, dan nilai yang berbeda. Dalam diskusi kelas, siswa diajak untuk merenungkan hal-hal apa saja yang penting dalam menjalin relasi serta mengenali ciri-ciri relasi yang sehat, seperti saling menghargai, adanya komunikasi yang terbuka, dan dukungan emosional. Selain itu, penguatan coping skills, terutama emotion-focused coping, juga dibahas sebagai strategi untuk menghadapi stres. Dengan mengenali dan memahami hubungan sosial serta kondisi mental pribadi, siswa diharapkan bisa membangun kehidupan yang lebih seimbang dan sehat secara emosional serta mendorong siswa untuk tumbuh menjadi individu yang menghargai keberagaman dan menjalin hubungan yang sehat dan bahagia.
Catharina Ratna Ameliawati, S.Pd. – Guru Sosiologi SMA Santa Maria Surabaya