News &
Updates

News Image

Share

Memaknai Hari Pahlawan: Menorehkan Semangatmu, Melalui Keberanianmu Melawan Penjajah
12 November 2024

“Sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang untuk mengusir Inggris, maka pada tahun 1959, pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Hal tersebut tertuang pada Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur dan ditandatangani oleh Presiden Soekarno.”

Hari Pahlawan merupakan hari nasional yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, yang diperingati 10 November setiap tahunnya di Indonesia. Hari Pahlawan Nasional ini merujuk pada puncak perlawanan rakyat Indonesia pada pertempuran Surabaya yang pecah pada 10 November 1945, di mana para tentara dan milisi Indonesia yang pro-kemerdekaan berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda yang merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia.

Akibat pertempuran tersebut, seketika kota Surabaya menjadi "neraka". Pertempuran ini memakan waktu kurang dari tiga minggu lamanya dan berakhir dengan korban jiwa yang mencapai ribuan orang, hancurnya Kota Surabaya, dan banyak warga sipil yang menjadi korban. 

Salah satu tokoh yang berperan besar untuk mengobarkan semangat perlawanan rakyat Surabaya dalam pertempuran ini adalah Bung Tomo yang mengobarkan semangat perlawanan melalui penyiaran Radio Pemberontakan milik Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI). Terdapat pula tokoh-tokoh berpengaruh lain dalam menggerakkan rakyat Surabaya pada masa itu. Beberapa datang dari latar belakang agama seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah, serta kyai-kyai pesantren lainnya yang juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban pada masa itu membuat Kota Surabaya kemudian dikenang sebagai Kota Pahlawan.

Untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang gugur di medan perang, Gafrello Arkananta Kota selaku pengurus OSIS SMA Santa Maria Surabaya mengatakan bahwa hari pahlawan ini diperingati dengan mengadakan gerak jalan dan teaterikal pertempuran arek Surabaya pada hari Senin, 11 November 2024 mulai pukul 07.00 – 10.00 WIB. Kegiatan tersebut diawali dengan upacara hari Pahlawan di lapangan Tumapel bersama SD, SMP, SMA Santa Maria, dan Yayasan Paratha Bakti Surabaya. 

Pembina pada upacara ini adalah Leo Agung Bayu, S.Pd. Dalam sambutanya, Leo menyerukan, “Jiwa kepahlawan tidak hanya memakai kostum pahlawan saja, kita juga harus bisa menghidupi nilai-nilai kepahlawan di kehidupan kita sehari-hari. Apa saja nilai-nilai itu? Nilai-nilai itu adalah kepedulian dan keberanian untuk berbuat.” Leo juga menambahkan bahwa kita harus peduli dengan lingkungan sekitar kita, mempunyai kepekaan dan empati yang tinggi dan berani berbuat untuk membela kebenaran. Kepedulian dan keberanian adalah nilai-nilai yang selaras dengan nilai-nilai SERVIAM yang selama ini kita yakini, yaitu cinta belas kasih dan semangat keberanian.

Upacara ini semakin khidmat dengan pembacaan pesan dan tulisan dari para pahlawan serta puisi dari siswa SD Santa Maria Surabaya. Selepas upacara, sembari menunggu persiapan OSIS SMA Santa Maria Surabaya, peserta didik kelas X, XI, dan XII SMA Santa Maria Surabaya beristirahat untuk menyantap bekal mereka. Acara dilanjutkan dengan gerak jalan per kelas dengan rute jalan Tumapel, Mojopahit, dan masuk halaman depan Santa Maria Surabaya dengan dikawal oleh pengurus OSIS dan ada pos penjurian dengan kategori kostum, yel-yel, dan pigura sosok pahlawan dengan keunikan perjuangan dari sosok tersebut. Setiap kelas juga diperbolehkan memakai kostum pahlawan yang lain, seperti kostum tentara veteran, Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Pattimura dengan Senjata Tradisional, Pahlawan Soekarno, Bung Tomo, Jenderal Soedirman, R. A. Kartini, Perawat, Guru, tokoh agama, dan cendekiawan era sebelum kemerdekaan.

Usai gerak jalan, peserta didik, guru, dan tata usaha SMA Santa Maria Surabaya berefleksi bersama dengan menonton teaterikal perjuangan arek Surabaya di Hotel Yamato, yang sekarang lebih dikenal sebagai Hotel Mojopahit, dimana terjadi peristiwa perobekan bendera Belanda dari Merah, Putih, Biru menjadi Merah Putih.

Teaterikal ini diperankan oleh peserta ekstrakurikuler teater, anggota OSIS, dan peserta didik lainnya yang dipersiapkan mulai dua minggu lalu disela-sela kegiatan sekolah yang lain. Dan, ini membuktikan kepekaan dan kepedulian peserta didik dalam kebersamaan membuat refleksi perjuangan arek Surabaya.

Mari kita lestarikan perjuangan arek Surabaya dengan mengisi perjuangannya yakni belajar dan berprestasi memajukan bangsa dan negara ini. Dan, jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah. 

Penulis: Agustinus Sepanca Naryanto, S.Kom. - SMA Santa Maria Surabaya