Surabaya, Kampus Ursulin. Sanmaris, Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) SMA Santa Maria Surabaya kali ini menyuguhkan konsep yang berbeda dari biasanya. Tidak hanya berfokus pada ujian tulis, tetapi juga menghadirkan proyek dengan judul “BAKULAN” (Bazar Kuliner Nusantara) yang mengajak para siswa bereksplorasi di pasar untuk mengenal jajanan tradisional khas berbagai daerah di Indonesia. Salah satu tujuan dari proyek BAKULAN adalah menumbuhkan sisi kreatif dan inovatif siswa-siswi supaya bisa berperan aktif melestarikan jajanan tradisional sekaligus meningkatkan nilai jual jajanan tersebut. Mengingat bahwa kini jajanan tradisional mulai tergerus oleh perubahan zaman dan globalisasi, membuat masyarakat menutup mata akan beragamnya jajanan tradisional Indonesia. Minat akan penganan modern pun semakin meningkat, hal tersebut dapat terjadi karena kreativitas menghasilkan produk, promosi yang meluas, hingga kemasan yang menarik. Mengetahui hal tersebut, menjadi tantangan bagi siswa-siswi untuk melakukan inovasi agar produk tersebut lebih menarik dan memenuhi selera generasi saat ini.
Tepat pada Selasa, 10 Desember 2024 adalah momen puncak proyek ASAS, yaitu Gelar Karya BAKULAN dimana setiap kelompok memasarkan produk inovasi mereka bagi para pengunjung yang datang. Perbedaan provinsi tiap ruangannya menjadi poin plus yang dimiliki setiap kelompok proyek, walau begitu setiap kelompok berusaha menghadirkan inovasi produk unik, promosi menarik, dan desain stan untuk semakin menarik minat pengunjung. Pada pukul 09.00 tepat setiap kelompok sudah siap memasarkan produk inovasinya, walau sejak pagi sudah diawali dengan berbagai kesibukan luar biasa dalam proses persiapannya. Gelar Karya dimulai dengan dipersilahkannya para tamu hadir di stan-stan pameran, mereka adalah wali murid, para siswa, alumni serta komite orang tua. Rute dimulai dari ruang Romana dan berakhir di ruang 12, mereka mulai mengunjungi berbagai stan jajanan yang disediakan kelompok di setiap ruangannya.
“Sekampoeng”, salah satu contoh brand milik kelompok 3 kelas XI yang berada di ruang 11, menjual jajanan khas Sumatera Selatan yaitu kue Gandus dan Manan Sahmin. Sebagai salah satu kelompok yang bertugas membuka stan di ruang kelas terakhir yang dikunjungi oleh pengunjung, kami merasa cemas. Kue Gandus dan Manan Sahmin adalah dua jajanan tradisional khas Sumatera Selatan yang belum dikenal oleh banyak orang. Ketakutan kami semakin meluap seiring berjalannya waktu yaitu bahwa rasa asing dari produk kami dan penempatan stan yang kurang strategis dapat menjadi kendala besar terkait minat beli pengunjung. Namun, ketakutan tersebut sirna ketika pengunjung mulai berdatangan, tidak hanya wali murid, tetapi juga guru dan siswa turut melariskan dan mendukung produk yang kami jual. Meskipun ruang stan kami berada di ujung, produk kami laris terjual, dan pengunjung tampak tertarik untuk kembali mencoba jajanan tradisional khas Sumatera Selatan.
Keberagaman jajanan yang ada di setiap ruangan, mewakili berbagai provinsi di Indonesia, memberikan pengunjung kesempatan untuk mengeksplorasi kekayaan kuliner nusantara. Gelar Karya BAKULAN tidak hanya dapat mengasah kreativitas, tetapi juga menjadi sarana untuk memupuk rasa cinta dan peduli terhadap jajanan tradisional dan semakin menyadarkan para pengunjung akan betapa kayanya cita rasa Indonesia. Kegiatan ini menjadi harapan besar bagi semakin banyak orang untuk melestarikan dan mencintai jajanan tradisional Indonesia, serta berperan aktif dalam meningkatkan nilai jual kuliner lokal di pasar global.
Penulis: Jocellyne Jaya, Siswa kelas XI SMA Santa Maria Surabaya