News &
Updates

News Image

Share

Siswa SMA Santa Maria Surabaya Belajar Budaya Lokal Lewat Kunjungan ke Kampoeng Semanggi
24 April 2025

Surabaya, Kampus Ursulin – Sanmaris, dalam rangka memperdalam pemahaman akan budaya lokal dan pelestarian kuliner tradisional, siswa kelas XII SMA Santa Maria Surabaya melaksanakan kunjungan edukatif ke Kampoeng Semanggi di kawasan Benowo, Surabaya. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, yakni pada 16 dan 17 April 2025, menjadi bagian dari program Live In Budaya untuk angkatan 2024-2025.

Kunjungan ini diikuti oleh delapan siswa dari berbagai kelas, dengan Marco Phileo Rudy Themasoa sebagai penanggung jawab kelompok. Didampingi oleh guru-guru pembimbing, ibu Gita, ibu Mora, dan pak Leo, para siswa tidak hanya mengamati, tetapi juga langsung terlibat dalam kegiatan produksi dan pelestarian semanggi, tanaman lokal yang menjadi ciri khas kuliner kota Surabaya.

Belajar dari Alam dan Pelaku Budaya

Hari pertama dimulai dengan kunjungan ke sawah tempat semanggi dibudidayakan secara alami. Para siswa berkesempatan melihat langsung proses pertumbuhannya di lingkungan lembap khas kawasan tersebut. Tak hanya itu, mereka juga mempelajari cara membuat saus khas semanggi menggunakan bahan-bahan tradisional seperti ubi, gula jawa, gula putih, gula cao, dan garam—dengan atau tanpa campuran petis.

Setelah mencicipi pecel semanggi hasil racikan mereka sendiri, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama para pelaku budaya lokal: Pak Suparmo (Ketua Paguyuban Kampoeng Semanggi), Ibu Kartini, serta Kak Thasia dan Kak Vincen. Dalam sesi ini, para siswa mendapat wawasan mendalam tentang sejarah semanggi, tantangan pelestariannya, serta inovasi produk turunannya seperti stik semanggi.

Mengemas Tradisi untuk Masa Depan

Di hari kedua, siswa melanjutkan aktivitas dengan memilah hasil panen semanggi dan belajar proses pengemasan semanggi instan menggunakan vacuum sealer. Proses ini menjadi pengalaman baru yang memberikan pemahaman tentang pentingnya kemasan dalam menjaga daya tahan produk tradisional di pasar modern. Selain itu, mereka juga mempraktikkan teknik pengukusan semanggi sebelum disajikan.

Hari kedua kembali ditutup dengan sesi berbagi hangat bersama para pendamping dari Kampoeng Semanggi, yang menekankan pentingnya menjaga warisan kuliner sebagai bagian dari identitas budaya.

Menumbuhkan Kepedulian terhadap Budaya Lokal

Kegiatan Live In Budaya ini meninggalkan kesan mendalam bagi para siswa. Selain mendapatkan pengetahuan praktis tentang kuliner lokal, mereka juga belajar tentang nilai-nilai budaya, semangat pelestarian, dan kolaborasi masyarakat dalam mempertahankan warisan leluhur.

"Kami sangat bersyukur mendapatkan kesempatan belajar langsung dari para pelaku budaya. Ini bukan sekadar kunjungan, tapi pengalaman hidup yang membuka mata kami akan pentingnya menjaga dan mencintai budaya lokal," ujar salah satu peserta kegiatan.

Dengan semangat baru yang dibawa pulang, para siswa diharapkan dapat menjadi agen penyebar nilai budaya lokal di tengah masyarakat, serta turut andil dalam menjaga semanggi tetap tumbuh, tidak hanya di sawah, tapi juga di hati generasi muda.

 

Penulis: Tim Live in Kampung Semanggi