News &
Updates

News Image

Share

Belajar Sehat Mental & Pertemanan Sehat Bersama Pakar UC
18 Juni 2025

Surabaya, Kampus Ursulin. Sanmaris, tepat pada Selasa, 17 Juni 2025, SMA Santa Maria Surabaya menggelar kegiatan pembinaan dengan tema “Kunci Sehat Mental dan Pertemanan yang Sehat” bagi seluruh siswi kelas X, yang bertempat di Ruang Romana. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental dan menjalin hubungan sosial yang positif. Acara dibuka dengan sesi ice breaking yang dipandu oleh Anastasya Simamora, S.Pd., selaku guru pendamping. Para siswi tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut sambil berolahraga ringan untuk mencairkan suasana.

Sesi materi utama disampaikan oleh Cita Tri Kusuma, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya. Dalam paparannya, Cita menjelaskan definisi kesehatan mental menurut WHO, yakni kondisi ketika seseorang merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, menerima diri apa adanya, serta memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

“Jika seseorang sering merasa tidak sehat secara mental, bisa jadi itu karena adanya tekanan dari lingkungan. Apalagi jika ia dipaksa menyesuaikan diri dalam kondisi yang tidak nyaman, maka ia akan semakin ‘kena mental’,” ujar Cita.

Lebih lanjut, Cita menyampaikan tiga tanda utama menurunnya kesehatan mental, yakni munculnya pikiran negatif atau overthinking, meningkatnya sensitivitas atau mudah tersinggung, serta perubahan perilaku akibat gangguan emosi. Menurutnya, peran pertemanan sangat penting dalam menjaga kesehatan mental karena dukungan dari teman dapat memberikan rasa dihargai dan dipedulikan.

Dalam sesi selanjutnya, peserta didik mendapatkan pembekalan tentang strategi coping atau keterampilan menghadapi stres. Cita membedakan antara emotion-focused coping, yang bertujuan mengurangi dampak stres tanpa menghilangkannya, dan problem-focused coping, yang lebih fokus pada penyelesaian akar masalah.

Menjelang akhir sesi, para siswi diberikan kesempatan untuk bertanya langsung seputar permasalahan kesehatan mental yang mereka alami atau temui di lingkungan sekitar. Salah satu siswi kelas X.3, There, menanyakan tentang bagaimana menghadapi teman yang mengalami Narcissistic Personality Disorder (NPD). Cita menjelaskan bahwa pendekatan terhadap individu dengan NPD harus mempertimbangkan kondisi emosionalnya, serta mengenali latar belakang yang mungkin menyebabkan perilaku tersebut.

Pertanyaan menarik juga datang dari Neira, siswi kelas X.1, yang mempertanyakan pandangan umum bahwa orang yang menangis dianggap lemah. Menanggapi hal itu, Cita menegaskan bahwa menangis justru dapat menjadi cara sehat dalam mengekspresikan emosi. “Orang yang menangis biasanya mampu meluapkan perasaan lebih dulu, sehingga kesedihannya cepat mereda. Sedangkan mereka yang tidak bisa menangis cenderung memendam emosi terlalu lama,” jelasnya.

Melalui kegiatan ini, para siswi memperoleh pemahaman yang lebih utuh mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari. Pihak sekolah berharap, nilai-nilai yang diperoleh dari pembinaan ini dapat terus dihayati dan diterapkan oleh para siswi dalam interaksi sosial maupun dalam menghadapi tantangan pribadi.

 

Penulis: Irene Graciella Nanlohy, Siswa Kelas X SMA Santa Maria Surabaya