
Surabaya, Kampus Ursulin. Ada sebuah sekolah bergedung megah di Jalan Darmo, Surabaya. Bangunan dan arsitekturnya sangat unik dan artistik. Sekolah ini dikelola oleh Suster Ursulin dengan jenjang pendidikan mulai dari unit TK, SD, SMP, hingga SMA.

Saya sangat bersyukur pernah diizinkan berproses dan bertumbuh saat saya masih muda, sekitar 25 tahun lalu, dengan menjadi guru di unit SMA. Keunggulan lain dari sekolah ini adalah penanaman nilai yang kuat, pembentukan karakter, dan kepemimpinan. Murid-muridnya sopan, disiplin, dan kritis.
Sebagai guru yang masih muda, idealisme saya kala itu masih berkobar-kobar. Para siswa saya ajak untuk kritis dan peduli dengan apa yang mereka lihat dan alami. Saya mengajak mereka untuk mengirimkan karya-karya mereka ke berbagai koran dan majalah. Responnya luar biasa. Karya-karya mereka menghiasi halaman Jawa Pos, Surya, Surabaya Post, dan media massa lainnya.
Kala itu, banyak media massa yang menyediakan rubrik untuk siswa dan mahasiswa, seperti opini, cerpen, dan puisi. Ada juga yang membuat dalam format yang sederhana, yaitu surat pembaca. Pernah suatu kali, saya mendampingi murid yang didatangi perwakilan Pemkot Surabaya di sekolah karena tulisannya yang begitu kritis tentang fasilitas publik.
Sekali waktu, saya "pamer" tulisan saya yang baru saja dimuat di sebuah majalah. Ini untuk memompa semangat mereka. Para siswa berlomba. Mereka saya pandu secara teknis. Setiap kali ada karya mereka yang dimuat, mereka mencari saya dan menunjukkan karyanya. Untuk setiap tulisan yang dimuat, saya memberikan apresiasi.

Dalam satu tahun, ada 269 karya mereka yang terpublikasi di media. Karya anak-anak ini saya kumpulkan dan saya bukukan. Pada akhir tahun, saya menggelar 'pameran jurnalistik'. Karya-karya mereka saya tempel di dua papan yang sangat besar. Saya mengundang wartawan dari Jawa Pos, Surya, Surabaya Post, dan media massa lainnya. Sebuah langkah kecil untuk menabur idealisme bagi siswa.
Penulis: Andreas Sri Hartanto, guru SMA Santa Maria tahun 1999–2000.