News &
Updates

News Image

Share

Inspirasi Kartini dan Santa Angela: Perjuangan untuk Pemberdayaan Wanita
22 April 2024

Surabaya, Kampus Ursulin – Sanmarian, Raden Ajeng Kartini, atau yang lebih dikenal dengan sebutan RA Kartini, adalah pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Beliau dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita yang gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di Indonesia.

Dengan perayaan hari kartini SMA Santa Maria Surabaya ingin mendalami Raden Ajeng Kartini dan nilai-nilai yang dibawanya. Raden Ajeng Kartini, atau yang lebih dikenal sebagai R.A. Kartini, adalah seorang tokoh emansipasi wanita yang menginspirasi banyak orang dengan perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia. Lahir pada tahun 1879 di Jepara, Jawa Tengah, Kartini tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan tradisi patriarki. Namun, semangatnya untuk meraih pendidikan dan memperjuangkan hak-hak perempuan menjadikannya ikon perubahan yang menginspirasi.

Kartini memiliki visi yang jelas tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan. Beliau menentang tradisi yang menghambat akses perempuan terhadap ilmu pengetahuan dan pendidikan formal. Dalam salah satu suratnya, Kartini menulis, "Habis gelap terbitlah terang," menegaskan keyakinannya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan perempuan dari keterbatasan tradisional.

Tidak hanya itu, Kartini juga memperjuangkan hak-hak sosial dan ekonomi perempuan. Beliau aktif dalam memperjuangkan kesetaraan hak-hak perempuan dalam bidang politik dan ekonomi, serta memperjuangkan akses perempuan terhadap pekerjaan dan kesempatan untuk berkarya di luar rumah tangga.

Dalam nilai-nilai yang dianut Kartini, terdapat keterkaitan yang kuat dengan ajaran Santa Angela Merici, seorang tokoh dari agama Katolik yang juga dikenal karena perjuangannya dalam mendidik dan memberdayakan perempuan. Santa Angela mengajarkan pentingnya pendidikan bagi perempuan untuk memberdayakan mereka secara sosial dan spiritual.

Kartini dan Santa Angela, meskipun berasal dari budaya dan agama yang berbeda, sama-sama menekankan pentingnya pendidikan dan pemberdayaan perempuan sebagai kunci untuk mencapai kemajuan dan kebebasan. Sebagai perempuan yang menginspirasi, keduanya meninggalkan warisan yang tak ternilai dalam perjuangan untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Dalam sebuah kalimat langsung, Kartini pernah menyatakan, "Tidak ada yang mustahil bagi wanita yang mau berusaha." Kalimat tersebut mencerminkan semangat dan keyakinan Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, serta menginspirasi generasi-generasi selanjutnya untuk terus berjuang demi kesetaraan dan keadilan.

 

(Penulis : Reinhard Amadeus Rene, Siswa Kelas X 4 SMA Santa Maria Surabaya)